
Sementara berita perjalanannya menyebar, duka mendalam menyelimuti anggota Persatuan Olahraga Buru Babi Indonesia (PORBI) Sumatera Barat. Ia bukan sekadar anjing pemburu biasa ia adalah ikon lapangan, seniman lapangan, simbol komunitas, dan kebanggaan. Bulunya yang putih bersih, kecepatan dan kecerdasannya mengejar babi hutan, serta tato lumba-lumba merah-merah muda di sekujur tubuhnya membuatnya sangat mudah dikenali dan dicintai.
Demikian tertulis dalam pesan singkat di media sosial PORBI Sumbar:

“Porbi Sumbar lost its artist-nya ????”
memicu simpati luas, bahkan bagi mereka yang tak terlibat langsung dalam olahraga kontroversial tersebut. Mata yang berkaca, kenangan akan aksi heroik, kehangatan antara manusia dan hewan, semua itu menjadi cermin dari ikatan kuat yang pernah terjalin. Sekarang, tanpa sentimentalisme, artikel ini menyelami lebih dalam: siapa Berlian Lumba-Lumba? Kenapa nan julukan ikonik itu melekat? Bagaimana dunia pemburuan merasakan kehilangan ini? Dan yang paling penting: apa sebenarnya penyebab kematiannya?
Asal-Usul “Berlian Lumba-Lumba
1. Awal Kehidupan dan Penamaan
Si putih ini menjadi milik seorang pemburu profesional asal Sumatera Barat bernama Pak Hasan (nama samaran). Dibesarkan sejak piyek, dalam lingkungan keluarga tradisi yang menggeluti olahraga buru babi, ia menunjukkan bakat luar biasa sejak kecil: refleks cepat, insting memburu tajam, dan ketahanan fisik prima.
Ketika ia tumbuh dewasa, tepatnya berusia antara 2–3 tahun, Pak Hasan memutuskan memberi tato unik berupa gambar lumba-lumba berwarna pink di tubuh sampingnya. Tato artistik ini lahir dari inspirasi bahwa lumba-lumba identik dengan kesaktian, kelincahan, dan kecerdasan karakter yang juga terlihat dalam dirinya. Sejak itu, julukan “Berlian Lumba-Lumba” pun melekat, bertransformasi menjadi brand: bukan sekadar nama, tetapi lambang gaya, prestasi, dan kesinambungan tradisi.
2. Tato & Identitas

Tato ini lumba-lumba merah muda berukuran sekitar 10×8 cm ini memiliki beberapa kegunaan:
Identitas visual: Mudah diidentifikasi sewaktu lomba atau latihan.
Simbol status: Menandakan bahwa anak anjing ini memiliki nilai dan kualitas tinggi.
Pencitraan: Mendukung pembangunan reputasi anjing sebagai ikon lapangan.
Karena unik dan mencolok, tato ini membuatnya viral di media sosial. Video dan foto aksinya menjadi banyak dibagikan, mengundang decak kagum, bahkan dari kalangan umum.
PORBI (Persatuan Olahraga Buru Babi Indonesia)

Adalah gabungan klub dan komunitas pemburu babi yang menyelenggarakan turnamen tradisional di Sumatera, khususnya Sumatera Barat.
Turnamen ini umumnya diadakan di lahan pertanian atau sawah, di mana babi hutan sengaja dilepaskan untuk diburu oleh anjing-anjing pemburu khusus, di bawah pengawasan manusia.
Tujuan turnamen: Melestarikan tradisi sekaligus mengendalikan populasi babi hutan yang berbahaya.
Regulasi: Ada aturan tentang keselamatan, jenis berburu, dan umur hewan pemburu.
Atensi publik: Aplikasi ini dulu pernah di tolak-tolak oleh pencinta hewan, tetapi masih dilakukan karena melibatkan kebudayaan tradisi dan faktor ekonomi (reward uang, sponsor, pariwisata lokal).
Media & Sosial: Event ini direkam oleh peserta dan penonton, kemudian dipamerkan melalui YouTube, TikTok, dan Facebook, menjadi suguhan menarik dan sensitif.
3. Berlian Lumba-Lumba: Bintang Utama Lapangan
Di turnamen-turnamen itu, Berlian Lumba-Lumba memerankan aktor utama. Dia terkenal karena:
Keberanian tak kompromi: Tak ragu menghadapi babi hutan berbobot besar yang ganas.
Kecepatan reaksi: Sering kali menjadi anjing tercepat merespons gerakan babi.
Gaya unik: Berlari berputar, melompat, dan aura “showman” yang membuat penonton terkesan.
Cerdas & disiplin: Paham perintah, strategi, dan bisa menjaga stamina.
Ribuan penonton online komentar aksinya:
“Nggak pernah bosan lihat gaya dia mengejar, elegant sekaligus bertenaga.”.
“Dia bukan hanya pemburu – dia performer.”
Masa Keemasan dan Reputasi
1. Turnamen & Prestasi
Sejak berumur 3 tahun, Berlian Lumba-Lumba sudah membela babak final dalam ajang-ajang daerah dan regional secara berkala:
Juara 1 PORBI Kabupaten Agam (2022).
Peringkat Atas Turnamen Kalbar (2023).
Mendapat Penghargaan “Aktor Lapangan Terbaik“ dalam event dakwah budaya kabupaten.
Prestasi ini lah yang membawanya kepada sorot masyarakat. Video yang menampilkan tatonya dirayakan dengan musik tradisional viral, disukai > 200 ribu pengguna.
2. Ikon Media Sosial
Halaman Facebook dan aplikasi TikTok khusus untuk Berlian dibuat oleh fansnya. Kontennya “Behind the scenes“-nya hidup: latihan, perawatan, hingga moment akrab antara anjing dan pemiliknya. Netizen menggelarnya:
“Makhluk paling macho di dunia pemburu babi.”
“Dia membuat dunia menakutkan, namun hatinya lembut.”
Balutan Keras: Risiko Dunia Pemburuan
1. Tantangan dan Bahaya
Dunia pemburuan memberikan risiko tinggi:
-
Luka serius: Goresan hingga gigitan babi besar.
-
Terseret lumpur: Bisa menyebabkan infeksi, rematik.
-
Kelelahan dan dehidrasi: Latihan intensif tanpa istirahat cukup.
Berlian pernah mengalami luka di kaki dan dampak trauma. Namun, berkat perawatan medis dan perhatian pemilik, ia kembali tampil maksimal.
2. Etika dan Perdebatan
Kontroversi aktivitas ini tetap ada:
-
Kelompok pecinta hewan melabelinya sebagai tindakan keji.
-
Namun bagi komunitas lokal: olahraga, tradisi, dan kontrol hama babi adalah bentuk keseimbangan alam.
Tugas komunitas adalah menjaga keselamatan hewan termasuk pemberian vitamin, vaksin, perawatan cedera, diet seimbang, dan purna tugas saat tua.
Warisan Sang Legenda
1. Inspirasi untuk Generasi Baru
Nama Berlian Lumba-Lumba sekarang diabadikan:
Trofi perlombaan lokal bertema “Piala Berlian“.
Pembinaan anjing jantan putih dengan tato seni diberi nama sama pula.
Program “Starter Pack Berlian“: paket perawatan medis dan edukasi bagi pencinta PORBI pemula.
2. Etika dan Regulasi
Kehilangan ini jadi momentum:
Tim medis wajib standby di semua event.
Persyaratan peralatan keselamatan diperketat (jaket pelindung, sensor kondisi fisik, sistem scoring fair).
Pembentukan relawan medis dan tim rescuers.
Simbolisme: “Berlian di Dunia Gelap“
Sebutan “Berlian Lumba-Lumba“ tidak dapat dilepas dari kesan; ia adalah simbol:
Keindahan dan keberanian terhadap dunia yang berbahaya.Penghubung perasaan antara manusia dan binatang dalam masyarakat setempat.
Rencana Melangkah ke Depan
1. Peningkatan Keselamatan
Batas track diperlebar, sistem alarm otomatis jika ornag jatuh atau anjing cedera.
Jadwal istirahat dan rotasi anjing sesuai usia dan kondisi.
Edukasi pemilik tentang prediktor cedera dan prosedur medis cepat.
2. Pendidikan & Sosialisasi
Webinar dan workshop bagi anggota dan pemilik anjing.
Konten edukasi di media sosial: “Kehidupan anjing pemburu yang sehat dan bahagia“.
Kerjasama dengan LSM hewan lokal untuk kampanye proteksi anjing pemburu.
3. Standarisasi dan Identitas
Sepeninggal Berlian, PORBI Sumbar community will set up:
Standards of tattoo art (form, proportion, color).
National registration of hunting talented dogs.
Documentation of each dog’s history (lomba history, injuries, age, etc.).
Penutup: Mengukir Kenangan Abadi
Perginya Berlian Lumba-Lumba bukanlah akhir dari sebuah cerita, tetapi awal babak berikutnya yang lebih bertanggung jawab dan berbudaya. Dari badannya putih bersih dan tato cerah pinknya, sampai pertempurannya terakhir dengan babi hutan, setiap adegan mengajarkan:
Hormat pada makhluk lain.
Awal munculnya kesadaran untuk melindungi, bukan mengeksploitasi saja.
Warisan hebat bisa terukir dari satu nyawa yang luar biasa.