
cdn.antaranews.com
Tadi malam, Jumat 18 Juli 2025, suasana di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta kembali dipenuhi kemeriahan dan antusiasme. Khususnya, ini bukan malam biasa – Timnas Indonesia U-23 kembali bermain di Piala AFF U-23 2025, dan lawannya adalah Timnas Filipina U-23. Pada akhirnya? Skor ketat: 1–0 untuk Indonesia. Bagi pemirsa yang menonton secara langsung atau di rumah, pasti deg‑degan luar biasa!
Babak Pertama: Dominasinya Indonesia, Gol Bunuh Diri Jadi Penentu

Begitu pertandingan mulai, kita seperti langsung terbawa ke suasana penuh ketegangan. Baru ada delapan menit, shot pertama Indonesia terlihat. Muhammad Rayhan Hannan coba dari luar kotak penalti tembakannya cukup keras, tapi kiper Filipina, Nicholas Guimaraes, cemberut sekali, berhasil menepisnya.
Dua menit kemudian, lolos Hokky Caraka yang menciptakan chancen panas. Beliau menusukkan ke kotak penalti dan melepaskan tendangan. Lagi-lagi, Guimarares berpalcu heroik dan menahan tembakan tersebut. Cerita ini sepertinya memiliki pola: Indonesia menyerang, Filipina berbekal rapat, kiper mereka menjadi penyelamat.
Lalu insert drumroll pada menit ke-22, ada salah satu momen paling dramatik malam itu. Mulai dari lemparan ke dalam (throw-in) yang terjadi karena kerapatannya pertahanan Filipina, Robi Darwis melempar bola. Bola meluncur ke kotak, dilempar pemain Filipina (Jaime Rosquillo) dengan sundulan secara tidak sengaja bola malah masuk ke gawang sendiri. Bunuh diri gol! ????
Kalem-gak apa?
Santai di atasnya, ternyata menimbulkan suporter heboh. Tendangan bukan dari lengan Indonesia, tapi rezeki nomplok! Gol bunuh diri itu jadi ganjalan yang mempertahankan keunggulan 1–0 masih menempel sampai turun minum. Setelah gol, tempo berjalan lagi, tapi tidak ada gol tambahan. Skornya tetap 1–0 dan babak pertama usai dengan Indonesia menang unggul.
Statistik Serangan: Indonesia Punya Control, Filipina Bertahan Kuat

According to records, some interesting things about the first half:
Maturing chances: Rayhan and Hokky had shot on goal! Too bad not yet a goal.
Dominance: Indonesia looked more dominant, lots of ball flow, creating attacking formation.
Filipino defense: tight and disciplined. They waited for counter-attack, but apparently teteran.
But, the gist: Indonesia lead by one. And one is enough… if it could be maintained.
Babak Kedua: Eksperimen Skema, Serangan Siluman, dan Ketegangan di Detik Terakhir
Masuk babak kedua, pelatih Gerald Vanenburg telah mengadakan rotasi. Ia membawa keluar Hokky Caraka dan menambah Jens Raven penyerang kecil yang berinsting mencuri gol. maksudnya? Mengisahkan tekanan di hadapan. Terbukti, formasi ini membuat lini hadapan sedikit lain. Lebih cepat, lebih lincah. Tapi… karyanya belum terlihat berupa gol.
Menit ke-70, Vanenburg mengganti formasi: Victor Dethan dan Frengky

Missa bergabung. Pindah ini enough risky, karena bisa mengubah tempo pertandingan. Tapi memang untuk mengawali tekanan, pemain baru jenis ini bisa membuat segar.
Dan benar saja, menit ke-73, bahkan efeknya sudah tampak. Susupnya Dethan dari sisi kiri, berhasil menembus garis pertahanan Filipina. Beliau lalu menyerahkan umpan tarik masuk ke dalam kotak. Bola datang ke Arkhan Fikri, cukup dorong… tapi nahasnya, tembakannya masih bisa di-save lagi oleh Guimarares. Arah emas kedua yang berhasil digagalkan sang kiper!
Terusnya, tensi continued to increase. Gempuran Indonesia continued to be enthusiastic. Filipina also held firm, without narah lini belakang. Meanwhile, SUGBK supporters are working hard, heard until behind the field.
Detik-Detik Panas: Brutal Crimes, Kartu Kuning, and Protests
Menit ke-91 kalias injury time langsung terjadi insiden panas. Filipina defender Noah Leddel melakukan tekel encer keras ke Rayhan Hannan. Kontaknya relative keras kibulin Rayhan jatuh. Pemain Indonesia langsung protes keras, minta kartu merah.
Sayangnya, wasit cuma menarik kartu kuning. Alhasil, emosi pemain Indonesia agak meledak. Tapi nggak sampai ricuh mereka tetap dijinakkan oleh staf pelatih. Intinya, wasit dianggap tebang pilih. Tapi, suasana masih terkendali.
Final Whistle: Indonesia Wins Tipis, Puncak Klasemen Grup A!

Setelah panjang dan panjang berbunyi peluit, skor masih 1–0! Indonesia menang. Dengan hasil demikian:
Indonesia sudah bermain 2, menang 2: poin sempurna.
Mereka masih memimpin Grup A, dan hanya satu pertandingan aja!
Filipina? Perlu cepat recovery – sekarang terancam gagal lanjut ke semifinal kalau kalah berat pertandingan selanjutnya.
???? Daftar Pemain: Siapa Saja yang Main?
Berikut susunan pemain yang bermain malam tadi:
Indonesia (line-up awal dan line-up pelapis)
GK: Muhammad Ardiansyah
Back Four: Kadek Arel Priyatna, Kakang Rudianto, Dony Tri Pamungkas, Robi Darwis
Tengah: Toni Firmansyah, Muhammad Rayhan Hannan
Serangan: Arkhan Fikri, Rahmat Arjuna Reski, Hokky Caraka, Muhammad Alfahrezzi Buffon
Pengganti: Jens Raven (masuk sebelum turun minum), Victor Dethan & Frengky Missa (masuk di babak kedua)
Filipina (line-up awal)
GK: Nicholas Guimaraes
Gavin Muens, Bryan Ezekiel Villanueva, Otu Abang Banatao, Dov Anthiny Misael Santico Carino
John Albert Luis Lucero, Zachary Taningco, Jaime Rosquillo, Jian Vinz Solomon Caraig
Uriel Reyes Dalapo, Javier Alessandro Mariona
Insight Taktik: Apa yang Bisa Dipelajari dari Pertandingan Ini?
Gol bunuh diri: Sepak bola sepenuhnya dan penuh trik. Gol seperti ini tidak boleh sering dipercaya, tapi pada saat itu memenangkan kepercayaan bahwa hal kecil-kecilan pada daerah penalti dapat membuat sebuah perbedaan.
Pergantian cerdas: Vanenburg percaya dengan personel terlebih tempo yang berubah. Perputaran pemain menjaga baris serang tetap hidup.
Pertahanan disiplin: Indonesia bermain disiplin sangat jarang dibobol. Dividen dari formasi tertutup dan solid dari empat bek.
Mental di damage time: Masih remain emosi, yet still dapat dikontrol. That is sangat penting untuk pemain muda yang memiliki ganasnya kompetisi.
Siapa Patut Diwaspadai?
Beberapa pemain Indonesia yang patut di-acungi jempol:
Muhammad Rayhan Hannan: Dua peluang bagus malam itu, kerja kerasnya undangan membantu serangan depan.
Arkhan Fikri: Teknik dan visinya bagus tetap jadi kreator meski masih muda.
Victor Dethan: Masuk babak kedua, langsung ngasih ancaman bisa jadi senjata rahasia Vanenburg.
Kesimpulan
Skor: 1–0 buat Indonesia, berkat gol bunuh diri.
Tabungan poin sempurna: 6 dari 6 di Grup A.
Taktik: Rotasi pemain klopp, pemain balik disiplin, serangan aktif.
Apa selanjutnya? Indonesia masih punya satu pertandingan di grup boleh santai tapi jangan anggap remeh. Filipina mengatur serangan balik atau taktik bola mati bertahan dengan ketat.